Difteri merupakan salah satu jenis penyakit yang tidak boleh disepelekan. Penyakit ini timbul karena adanya infeksi dari bakteri Corynebacterium Diphteriae. Bakteri ini akan menyerang tenggorokan serta hidung. Supaya bakteri yang menyerang tidak menjadi penyakit, maka pemberian vaksin difteri perlu dilakukan sejak dini.
Penyakit yang cukup serius ini bisa menyerang siapa saja baik anak-anak maupun dewasa. Penularannya bisa melalui udara yang membawa partikel air liur atau dahak dari penderita ketika mereka bersin atau batuk. Namun penyakit difteri dapat dicegah dengan pemberian vaksin Jakarta khusus difteri secara rutin sejak dini.
Perlunya Vaksin Difteri dan Kapan Harus Diberikan
Nama vaksin difteri berbeda-beda seperti DTap, TDap, DT dan juga Td. Semua jenis vaksin tersebut adalah kombinasi antara difteri dan tetanus. Pemerintah Indonesia mewajibkan masyarakat untuk mendapatkan suntikan vaksin difteri sebagai upaya pencegahan. Karena penyakit difteri akan mempersulit seseorang berpanas karena tersumbatnya saluran pernapasan.
Ketika vaksin tidak segera diberikan dan seseorang terkena difteri hingga stadium tinggi makan tidak hanya menyumbat jalannya pernapasan. Gangguan pada ginjal, sistem saraf dan jantung pun bisa terjadi. Orang dewasa yang berusia di atas 40 tahun memiliki angka kematian hingga 20%. Sedangkan anak-anak berusia kurang dari 5 tahun angka kematiannya mencapai 5% hingga 10%.
Seseorang yang terjangkit difteri akan merasakan gejala seperti merasa lemas dan lemah, tenggorokan terasa sakit, demam, muncul kelenjar yang bengkak pada leher hingga kesulitan bernafas. Suara yang dikeluarkan juga terdengar serak. Yang paling berbahaya adalah ketika seseorang terkena difteri tetapi tidak merasakan gejala apapun.
Orang yang merasa sehat namun terkena difteri justru akan menularkan difteri kepada orang lain dengan cepat. Untungnya kini vaksin difteri bisa didapatkan dengan mudah baik itu di klinik, tempat praktek dokter dan rumah sakit. Untuk mengetahui di manakah tempat pelayanan kesehatan terdekat yang menyediakan vaksin bisa memanfaatkan fitur dari aplikasi Halodoc.
Lalu kapan sebaiknya pemberian vaksin? Sedini mungkin vaksin harus diberikan. Vaksin DTap atau DT dapat diberikan untuk anak usia 2 bulan hingga 7 tahun. Pemberiannya adalah secara bertahap yaitu usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Kemudian pemberian dilanjutkan saat anak berusia 1 tahun dan 5 tahun.
Vaksin yang diberikan untuk bayi biasanya akan membawa efek samping seperti muncul bekas merah dan nyeri hingga bengkak. Efek tersebut biasanya akan muncul pada area yang disuntik dan sedikit demam. Tapi jangan khawatir jika anak rewel dan efek ini biasanya bisa terjadi hingga tiga hari tergantung dengan daya tahan tubuh anak.
Lanjutan dari pemberian vaksin bisa dilakukan saat anak berusia 10 hingga 16 tahun. Pengulangannya dilakukan setiap 10 tahun, artinya menjadi vaksin difteri dewasa. Jenis vaksin yang diberikan pun berbeda yaitu Tdap atau Td. Pengulangan 10 tahun dilakukan karena kekebalan tubuh orang dewasa akan menurun dibandingkan anak-anak atau remaja. Oleh karena itu, vaksin akan meningkatkan kekebalan tubuh dari bakteri difteri.
Pemberian vaksin bagi orang dewasa sangat perlu ketika belum pernah mendapatkan vaksin Tdap atau Td sama sekali atau lupa. Orang dewasa yang melakukan kontak dengan pasien difteri, pengasuh bayi, lansia, atau setelah pergi ke wilayah yang mengalami Kejadian Luar Biasa penyakit difteri.
Ibu melahirkan yang belum pernah disuntik vaksin, harus segera mendapatkannya segera. Bahkan ibu hamil dengan usia kandungan 27 hingga 36 minggu juga membutuhkannya. Jika indikasi tersebut dimiliki, ada baiknya untuk pergi ke pelayanan kesehatan terdekat dan mendapat vaksin difteri.